Selamat Datang di Blog Mas-KW

MENUJU TAHUN 2019

Rabu, 11 Maret 2015

Keluar dari Zona Nyaman sebagai Kunci Sukses Mengembangkan Diri (4)

Merubah perspektif

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, pikiran kita turut memengaruhi bagaimana kita menghadapi situasi baru. Pikiran turut memengaruhi perasaan dan perilaku kita.
Ini seperti yang dijelaskan oleh Dennis Greenberger dan Christine A. Padesky dalam buku mereka yang berjudul Manajemen Pikiran: Metode Ampuh Menata Pikiran untuk Mengatasi Depresi, Kemarahan, Kecemasan, dan Persaan Merusak Lainnya. Berkaitan dengan hal itu, mereka menyontohkannya dengan keadaan berikut.

 
Bayangkan Anda berada di dalam sebuah pesta. Banyak orang yang tidak Anda kenal, tetapi tak sedikit pula orang yang sudah Anda kenal, sekali pun hanya sebatas kenal.
Saat Anda melihat orang yang sudah Anda kenal (maksudnya, sebatas kenal, bukan teman dekat), Anda pun dengan antusias menyapanya. Tetapi, ia hanya diam, tidak merespons sapaan Anda. Nah, reaksi Anda ketika mendapatinya tidak merespons sapaan Anda senantiasa dipengaruhi oleh pikiran Anda.
Jika Anda berpikir bahwa orang itu sombong, maka Anda pun akan merasa jengkel dengan perilakunya. Jika Anda berpikir bahwa dia tidak melihat kehadiran Anda, maka Anda pun akan segera menghampirinya, menepuk pundaknya untuk menyapanya. Dan, jika Anda berpikir dia sedang asyik mengobrol dengan pasangannya, Anda pun akan membiarkannya supaya tidak menganggu keduanya.
Nah, demikian juga ketika Anda memasuki situasi yang baru. Pikiran-pikiran negatif, yang tidak mendukung bisa memengaruhi perasaan Anda. Berada di dalam situasi baru saja sudah cukup membuat Anda cemas, apalagi diperparah dengan pikiran-pikiran negatif tentang situasi asing itu. Berpikir bahwa keadaan di luar sana penuh dengan bahaya yang bisa menjatuhkan diri Anda akan membuat rasa cemas dan takut Anda semakin menjadi-jadi.
Pemikian-pemikiran yang tidak mendukung ini dapat Anda hilangkan atau minimalisir dengan cara mencari bukti-bukti yang mendukung pemikian Anda serta bukti-bukti yang menyangkal pemikiran itu.
Dengan mengetahui bukti-bukti yang menyangkal pikiran Anda, kecemasan dan ketakutan Anda pun berkurang karena Anda menyadari bahwa pikiran-pikiran itu tidak masuk akal. Anda sadar bahwa kecemasan dan ketakutan sungguh tidak diperlukan untuk menghadapi situasi baru itu.
Sementara itu, dengan bukti yang mendukung pemikiran Anda, Anda dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan yang digambarkan oleh pemikiran itu.
Keluar dari zona nyaman bukan hanya merupakan pilihan, melainkan keharusan.  Orang yang tidak berani keluar dari zona nyaman tidak akan bisa maju. Bahkan, bisa jadi, ia tidak dapat bertahan hidup. Istilah populernya, ia akan mengalami seleksi alam. Hal ini dikarenakan, dunia kita sekarang ini merupakan dunia yang penuh ketidakpastian. Setiap langkah yang kita tempuh, setiap tempat yang kita pijaki, senyaman apa pun ia, tetap saja mengandung ketidakpastian. Keluar dari zona nyaman merupakan salah satu seni untuk bertahan di dunia yang penuh dengan ketidakpastan ini.
Nah, agar respons kita terhadap situasi baru tidak berlebihan, atau dalam kata lain, agar kita dapat mengontrol diri kita manakala berada di dalam situasi yang baru, kita harus mempersiapkan diri untuk mengahadapinya. Kita harus tahu cara untuk menyesuaikan diri dengan situasi itu.
Kunci untuk menghadapi situasi baru adalah memiliki tujuan, berpikir positif, dan berani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar